Kembali ke individu yg menjalani, takaran berat ataupun ringannya suatu masalah ada pada pemikirannya dan pengalamannya.
Jika kau sudah dewasa, pasti enteng rasanya ngadapin suatu masalah. Enteng disini dalam artinya menikmati proses dari sebuah pembelajaran yg terdapat di dalamnya dan bakal jadi sangat rumit jika kau masih kanak-kanak lalu dihadapi suatu masalah, mungkin rasanya ingin nyerah dan ingin mati saja.
Dewasa dan kanak-kanak itu diibaratkan sebagai pola pikir.
Kembali ke perihal mengeluh, yg kau lakukan sama sekali tidak mengurangi dan yg pasti tidak pula memperbaiki. Tidak baik mengkambing hitamkan keadaan sebab itu sama saja kau tidak menghargai waktu pemberian Tuhan.
Saranku, jika sudah tidak terbendung silahkan menangis,
Menangislah.
Jika itu sudah terjadi pastikan semua masalah ataupun tantangan tadi sudah siap untuk dilalui sebab ada tetesan air mata yg membasahi pipi, menangislah seperlunya sebab hanya kau yg tau batas itu sendiri.
Air mata yg menetes konon kabarnya mampu meredakan frustasi dan mumet yg ada, semuanya bakal kembali berwarna tapi dengan satu syarat krusial, yaitu setelah nangismu usai bangkitlah kembali.
Hidupkan kembali nyali yg sempat mati suri tadi.
Sebab, pasti masalah yg terjadi itu karena ulahmu sendiri.
Disitulah dirimu berproses untuk tidak lari dan tidak berbohong, salah satu darinya adalah fatal apalagi kedua-duanya kau lakukan secara bersamaan.
Lari dari masalah itu tipikal seorang pengecut.
Berbohong akan suatu keadaan adalah kekeliruan besar.
" Dirimu hebat, ia tak mudah untuk di taklukkan " , aku yakin itu.
Singkirkan kedua biang keroknya, maka yakinlah masalah yg menimpa lambat laun bakal usai dan pasti ada pesan moral yg terselubung bakal kau jumpai suatu saat, kelak.