Monday, 25 February 2019

Cela dan cemburu

Terkejut aku terheran-heran . . . .
Pengen berpuisi, eh malah nyanyi.

Ada cela, ada cemburu.
Walaupun hanya sedikit cela, namun ada banyak cemburu.
Mau menutup cela tersebut, namun itu bukan aku.

Seketika ingin marah akan tetapi akal sehatku terbangun dari tidurnya setelah sekian lama mati suri. Dahulu, yg biasanya bakalan langsung ngegas si apa dan ngelabrak si siapa namun kali ini berbeda, aku sebagai si aku tidak ingin menyalahkan Mereka tetapi kembali mengintropeksi diri saja.

Menurut ku, jika aku marah ke apa dan ke siapa tetapi letak kesalahannya ada padaku sendiri gimana? Ondeh, lengkaplah sudah harga diri ini melayang.
Oleh karena itu aku hanya sempat kesal dengan segalanya.

Tapi disatu sisi, dengan adanya tekanan tak berwujud ini aku rasa diriku mulai terbiasa berada di bawah tekanan yg bakal menjadi bekal buat fase pendewasaan yg sedang ku jalani.

Keren, pokoknya ini keren.
Lah, sedangkan segala musibah aja ada jalan keluarnya apalagi hanya sepotong tekanan, anak dari si musibah. Hahaha.
Bukannya takabur tapi itulah yg terlintas di beberapa akal konyol yg sederhana ini.

Wednesday, 20 February 2019

Disana dulu itu

Sekarang aku merasa lebih leluasa dengan semua aktivitas yg sedang ku jalani serta ku nikmati, bahagia dari malam sampai pagi, dan dipenuhi rasa syukur sepanjang hari.

Aku bebas melangkah kesana kemari, balek kanan maupun balek kiri serta menari. Beraktivitas sepadat mungkin demi menghabiskan diri.
Sedangkan dulu itu, aku bagaikan katak dalam tempurung, terperangkap oleh ikatan yg sangat amat monoton.

Kini aku merasa bagaikan elang dengan sayap yg menjulang gagah, mampu menempuh dinginnya cakrawala dan teriknya mentari. Pergi kesana kesini dengan sayap yg ada di kanan kiri, istilahnya begitu.

Aktivitas yg ku jalani memang cukup padat, namun capekku lahir dari kegiatan yg ku gandrungi. Namun, suatu ketika aku takut lupa diri, lupa akan diri sendiri. Merasa sudah mandiri, bisa ngapa ngapain saja sendiri tanpa butuh bantuan orang lain.
Aku sangat takut itu terjadi, semoga saja tidak.

Kini, aku sedang sibuk menempa diri ini sedemikian elok dan beretika, jika itu membuat kau kecewa, maaf bukan tugas ku juga membuat mu bahagia.
Porsi kehidupan sudah di takar, tinggal kitanya yg meracik.

Waktu dan wanita

Ingin ketawa sejenak, bhak!
Sedikit frontal namun lega, sedikit ingin bercerita namun secara tulisan saja.

Mari kita bedah kata pertama, waktu. Ada apa dengan waktu? Ntahlah, setauku ia dapat kembali ke angka yg sama namun tidak untuk kesempatan yg sama.
Ia tetap laju walaupun di rem, tetap melaju walau langkah mu terhenti.

Dan wanita? Hmmm.
Menurut ku mereka makhluk yg misterius dengan penuh tanda tanya, walaupun memang semua makhluk punya sisi kemisteriusannya masing-masing. Tapi mereka bagaikan hitam ditengah gelap, paham? Akupun yg menulisnya saja bingung.
Oke lanjut saja.

Ketika kau di hadapkan dengan 2 pilihan yg berawal huruf W tersebut, maka nikmatilah kebingungan yg menembus angkasa.
Wanita senang menuntut waktumu tetapi waktu mungkin saja benci pada wanita, ntah kenapa sebab. Hahaha

Yg jelas, ketika kau sudah punya seorang wanita maka bersiap-siaplah waktumu akan dirampasnya. Tapi tenang wahai para wanita yg membaca cerita bacotan ku ini, disitulah kami para lelaki belajar disiplin dan menghargai kamu, termasuk belajar menghormati wanita itu sendiri.

Berisi Ekspetasi Tinggi

Gelap. Cahaya yang sedang di perjuangkan belum bisa bersanding. Gagal. Berkali-kali hingga ratusan kali pun belum membuahkan hasil yang di i...