Terkejut aku terheran-heran . . . .
Pengen berpuisi, eh malah nyanyi.
Ada cela, ada cemburu.
Walaupun hanya sedikit cela, namun ada banyak cemburu.
Mau menutup cela tersebut, namun itu bukan aku.
Seketika ingin marah akan tetapi akal sehatku terbangun dari tidurnya setelah sekian lama mati suri. Dahulu, yg biasanya bakalan langsung ngegas si apa dan ngelabrak si siapa namun kali ini berbeda, aku sebagai si aku tidak ingin menyalahkan Mereka tetapi kembali mengintropeksi diri saja.
Menurut ku, jika aku marah ke apa dan ke siapa tetapi letak kesalahannya ada padaku sendiri gimana? Ondeh, lengkaplah sudah harga diri ini melayang.
Oleh karena itu aku hanya sempat kesal dengan segalanya.
Tapi disatu sisi, dengan adanya tekanan tak berwujud ini aku rasa diriku mulai terbiasa berada di bawah tekanan yg bakal menjadi bekal buat fase pendewasaan yg sedang ku jalani.
Keren, pokoknya ini keren.
Lah, sedangkan segala musibah aja ada jalan keluarnya apalagi hanya sepotong tekanan, anak dari si musibah. Hahaha.
Bukannya takabur tapi itulah yg terlintas di beberapa akal konyol yg sederhana ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Berisi Ekspetasi Tinggi
Gelap. Cahaya yang sedang di perjuangkan belum bisa bersanding. Gagal. Berkali-kali hingga ratusan kali pun belum membuahkan hasil yang di i...
-
Gelap. Cahaya yang sedang di perjuangkan belum bisa bersanding. Gagal. Berkali-kali hingga ratusan kali pun belum membuahkan hasil yang di i...
-
Berpapasan tanpa dikehendaki, tidak tersenggol cuman tidak terlalu jauh. Aku dikiri dia dikanan, aku maju ke depan dia maju kebelakang ku. ...
-
Terlintas angan-angan masa depan, yg pertama penerus dan yg kedua solusi. Angan-angan itu muncul ketika sedang bersemedi di kamar mandi, de...
No comments:
Post a Comment