Monday, 1 October 2018

Sabtu Rindu Minggu Haru


Malam semakin larut dan tempat tongkrongan pun makin sepi, namun dari kami lah kemeriahan datang tepatnya di lantai 1 lesehan dan lebih tepat di atas nya meja kasir. Sosial media berkecambuk satu dengan yg lain untuk segera di buka, ntah ada notif maupun tidak hanya untuk mengisi kembali jeda yg ada dan mencari pembahasan secara tak langsung.

Satu notif dari dia dengan 3 pesan berantai menjadikan malam itu begitu istimewa, awalnya sempat berfikir ini jebakan namun dengan kekuatan intelektual ku yg begitu rancak, itu sebuah keseriusan.  Kaget mengampiri walaupun dont panic again, menghiraukan percakapan nyata dan mengetik di sosial media sembari menunggu argumen selanjutnya yg ia berikan. Alhasil, rencana tuhan jauh lebih indah.

Mengajukan pertemuan One by One and Face to Face from Planning Quality Time adalah cakupan dari hati yg sempat kaget namun dont panic. Ketemuannya pun berlangsung cukup dramatis, maklum supaya ada sensasi yg ingin dibagikan. Kebahagian yg luar biasa dapat menjumpai dia kembali ditengah kesibukannya dan kesibukanku yg anta beranta.

Kembali bersama dengan tempo yg sesingkat-singkatnya dan jadwal sepadat-padatnya, langsung saja kami bergegas menuju agenda-agenda yg telah disusun secara random dan menghabiskan banyak tenaga buat tertawa dan berbahgia, sesekali kau harus mengecap yg namanya LDR, karena ini adalah kali pertama dan sempat buat nyali ciut dengan kondisi beda kabupaten namun satu provinsi, nggak apalah lebay namun aku mampu mengartikan pikiran ku saat ini.

Mantaplah pokonya, aku rasa seperti jatuh hati kembali dengan pesona dan kedekatan yg kau hadirkan sebab aku sempat tervonis gejala sakit yg begitu menyiksa prasa dan logika, Malarindu. Iya, aku merasakan penyakit itu hinggap ditubuh ini dengan awet hingga saat ini buyar setelah kehadirannya.

Syahdu, kalimat yg sering dia ucapkan dan sekarang menjadi kondisi suasana yg aku rasakan. Seiring dengan moment-moment yg dijalani dengan suka cita waktupun semakin sempit dan mendekatkan kembali dengan jarak yg bakal menjadi tolak ukur kesuksesan. Sukses menimbulkan kembali penyakit yg udah mulai sembuh.

Minggu haru ialah beratnya melepaskan dikala bahagia dan Sabtu kemaren adalah sabtu rindu atas kedatangannya. Sinkron saja, setiap perjumpaan pasti bakal ada perpisahan. Waktu di hari Minggu itu begitu kejam cepat berlalu sampai raga ini enggan untuk berlalu namun dengan berat hati aku melepas kepergian kau dan bersiap dengan segala kemungkinan godaan yg terjadi, entah di pihak sini maupun sana.

Sudahlah, tak perlu berbelit-belit lagi. Kepergian kau sudah didepan mata dan bertujuan untuk menuntut ilmu, aku yakin kau baik-baik saja disana. Aku yakin itu. Semoga waktu lekas mempertemukan kembali dua insan yg saling beranggapan dirinya sudah besar ini. See you, sudahlah. Hati ini gundah jika berkata-kata romantis disini.

Berisi Ekspetasi Tinggi

Gelap. Cahaya yang sedang di perjuangkan belum bisa bersanding. Gagal. Berkali-kali hingga ratusan kali pun belum membuahkan hasil yang di i...