Malam semakin larut dan tempat
tongkrongan pun makin sepi, namun dari kami lah kemeriahan datang tepatnya di
lantai 1 lesehan dan lebih tepat di atas nya meja kasir. Sosial media
berkecambuk satu dengan yg lain untuk segera di buka, ntah ada notif maupun
tidak hanya untuk mengisi kembali jeda yg ada dan mencari pembahasan secara tak
langsung.
Satu notif dari dia dengan 3 pesan
berantai menjadikan malam itu begitu istimewa, awalnya sempat berfikir ini
jebakan namun dengan kekuatan intelektual ku yg begitu rancak, itu sebuah
keseriusan. Kaget mengampiri walaupun
dont panic again, menghiraukan percakapan nyata dan mengetik di sosial media
sembari menunggu argumen selanjutnya yg ia berikan. Alhasil, rencana tuhan jauh
lebih indah.
Mengajukan pertemuan One by One and Face
to Face from Planning Quality Time adalah cakupan dari hati yg sempat kaget
namun dont panic. Ketemuannya pun berlangsung cukup dramatis, maklum supaya ada
sensasi yg ingin dibagikan. Kebahagian yg luar biasa dapat menjumpai dia
kembali ditengah kesibukannya dan kesibukanku yg anta beranta.
Kembali bersama dengan tempo yg
sesingkat-singkatnya dan jadwal sepadat-padatnya, langsung saja kami bergegas
menuju agenda-agenda yg telah disusun secara random dan menghabiskan banyak
tenaga buat tertawa dan berbahgia, sesekali kau harus mengecap yg namanya LDR,
karena ini adalah kali pertama dan sempat buat nyali ciut dengan kondisi beda
kabupaten namun satu provinsi, nggak apalah lebay namun aku mampu mengartikan
pikiran ku saat ini.
Mantaplah pokonya, aku rasa seperti
jatuh hati kembali dengan pesona dan kedekatan yg kau hadirkan sebab aku sempat
tervonis gejala sakit yg begitu menyiksa prasa dan logika, Malarindu. Iya, aku
merasakan penyakit itu hinggap ditubuh ini dengan awet hingga saat ini buyar
setelah kehadirannya.
Syahdu, kalimat yg sering dia ucapkan
dan sekarang menjadi kondisi suasana yg aku rasakan. Seiring dengan
moment-moment yg dijalani dengan suka cita waktupun semakin sempit dan
mendekatkan kembali dengan jarak yg bakal menjadi tolak ukur kesuksesan. Sukses
menimbulkan kembali penyakit yg udah mulai sembuh.
Minggu haru ialah beratnya melepaskan
dikala bahagia dan Sabtu kemaren adalah sabtu rindu atas kedatangannya. Sinkron saja, setiap perjumpaan pasti bakal ada perpisahan. Waktu di hari
Minggu itu begitu kejam cepat berlalu sampai raga ini enggan untuk berlalu
namun dengan berat hati aku melepas kepergian kau dan bersiap dengan segala
kemungkinan godaan yg terjadi, entah di pihak sini maupun sana.
Sudahlah, tak perlu berbelit-belit lagi.
Kepergian kau sudah didepan mata dan bertujuan untuk menuntut ilmu, aku yakin
kau baik-baik saja disana. Aku yakin itu. Semoga waktu lekas mempertemukan
kembali dua insan yg saling beranggapan dirinya sudah besar ini. See you, sudahlah.
Hati ini gundah jika berkata-kata romantis disini.
Amazing.
ReplyDeleteFrom : Sultan Yohan
Wkwkwkwk
DeleteSeberat itukah rasanya melihat mala pergi meninggalkan hanip? Best scene!
ReplyDelete