Tuesday, 7 April 2020

Ada Yang Tak Lazim

Kumandang Adzan berkumandang, menandakan waktu rebahan telah usai.
Meninggalkan zona nyaman untuk melengkapi kewajiban sebagai insan, bergegas menuju rumah ibadah terdekat dengan stelan sarung menutupi badan, layaknya ninja yang enggan kepanasan.

Melangkah masuk ke dalam dengan kondisi pintu yang sudah membuka. Sebelumnya memang sudah di infokan untuk membawa sejadah dari rumah masing-masing, tapi diri ini masih menolak membawa dan lebih berkeinginan untuk mengetahui kondisi terkini secara langsung.

Aku bukanlah seorang yang alim, memiliki keimanan tinggi, bukan! Tapi melihat kenyataan yg terpampang didepan mata mulai dari tempat sujud yang tidak sama rata, shaf yang berjarak; tidak rapat seperti biasanya menjadikan sebuah tanda tanya besar.
Haruskah begini?
Semua tampak berbeda seperti sedia kala.
Seakan-akan agama ku terprovokasi dengan sebuah virus yang menular dan berbahaya ini, tapi di balik itu semua, inilah kesepakatannya. Sekelas MUI hingga di Mekkah sekalipun begitu, apalah aku yang jauh dari kepintaran ini.

Di dalam diri ini terlintas sebuah pertanyaan, apakah ini wajah dari akhir zaman? Maaf lancang.
Atau apakah semesta dan pemiliknya sudah enggan dengan kekacauan yang ada di muka bumi?
Aku nggak bakalan tau jawabannya kenapa, tetapi yang aku pahami hanyalah semesta dan pemiliknya menuntut setiap insan untuk bertaubat atas segala ketamakannya.
Mungkin itu.

Buat semesta yang ingin ku telusuri, lekas membaik.
Aku marah dengan kerusakan sana-sini tanpa bisa aku perbaiki.
Semoga masih ada kesempatan untuk menuju perbaikan dengan datangnya bulan Ramadhan.

Ramadhan ini bakal kembali seperti sedia kala, InsyaAllah. Aku yakin itu.

No comments:

Post a Comment

Berisi Ekspetasi Tinggi

Gelap. Cahaya yang sedang di perjuangkan belum bisa bersanding. Gagal. Berkali-kali hingga ratusan kali pun belum membuahkan hasil yang di i...