Ah, sialan. Hati dan raga ini sudah mulai sumpek dengan muka dua dan drama receh yg sedang ia lakoni dari waktu ke waktu. Sebenarnya aku tidak menginginkan perjumpaan yg melibatkannya, karena aku tau ia sedang melakukan persandiwaraannya.
Bukan tanpa sebab pula hati ini mulai sumpek dengan keberadaannya, karena sempat beberapa isu yg beredar ia menjatuhkan ku dengan cara menusuk dari dalam dan ada pula beberapa kejadian yg menambah kesimpulan ini memuncak, salah satunya dengan sikap semena-menanya.
Itu buruk sekali.
Ku kira semuanya sudah jelas, ia tidak menginginkan kegembiraan yg mengelilingi ku, ia pengen merusaknya dengan berlagak jadi seorang yg baik.
Jelas semua sudah ku ketahui, jadi lebih hati hati adalah caraku meladeni. Sebab dulu ia mampu menggali amunisi dengan begitu mudahnya di barengi kebodohan diri ini.
Kini senyum dan canda hanya pelengkap sandiwara ku saja, semua bukannya suuzon semata tapi realita yg ku terima.
Tuesday, 2 July 2019
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Berisi Ekspetasi Tinggi
Gelap. Cahaya yang sedang di perjuangkan belum bisa bersanding. Gagal. Berkali-kali hingga ratusan kali pun belum membuahkan hasil yang di i...
-
Gelap. Cahaya yang sedang di perjuangkan belum bisa bersanding. Gagal. Berkali-kali hingga ratusan kali pun belum membuahkan hasil yang di i...
-
Berpapasan tanpa dikehendaki, tidak tersenggol cuman tidak terlalu jauh. Aku dikiri dia dikanan, aku maju ke depan dia maju kebelakang ku. ...
-
Terlintas angan-angan masa depan, yg pertama penerus dan yg kedua solusi. Angan-angan itu muncul ketika sedang bersemedi di kamar mandi, de...
No comments:
Post a Comment