Sunday, 21 July 2019

Disini aku mengerti

Penampilan kini sudah tidak penting, yg penting hanyalah sehat lahir dan batin untuk terus menafkahi.
Ia tampak berbeda, sekarang tidak seenergik dulu sebab ratapan matanya mengartikan ada beban berlebih yg sedang di pikul.

Aku mulai paham kenapa itu semua terjadi, jelas saja faktor ekonomi, menafkahi anak istri hari demi hari.
Terkadang, rasa kagum ku muncul karena semangat yg di perlihatkan nya, dengan mengesampingkan rasa kantuk dan istirahat yg cukup sebagai latar belakang untuk terus mencari rezeki.
Dinginnya malam kota ini tidak mematahkan perjuangan mu.

Emosi yg terluapkan adalah bentuk pelampiasan penat, aku tau kau yg dulu itu gimana dan kini? Semua berubah drastis namun tidak dengan sikap tegas dan disiplin, ditambah jabatan kepala keluarga yg harus di sandang dan kasih sayang yg mesti seimbang.

Di usia ku yg memasuki 21, pukulan keras terasa menusuk kalbu. Begitu beratnya hidup di ranah orang dengan sejuta masalah tak terduga.
Kepala keluarga bukan sekedar kepala yg ingin berkeluarga, jauh lebih dalam siap sebagai Ayah yg tahan banting, sebagai teladan pendidikan moral, acuan dalam semangat bekerja dan imam dalam beragama.

Dunia ini penuh tanda tanya, aku harus berbenah diri menjadi lebih baik agar semuanya baik-baik.

Aku mengagumi sosok mu, semoga perjuangan mu tidak sia-sia, sabar mu terbayarkan dan jerih payah mu tergantikan.
Banyak ilmu liar yg kau jinakkan lalu kau jadikan masukan secara tak langsung kepada ku.
Tetaplah bijaksana, salam kagum dari ku.

No comments:

Post a Comment

Berisi Ekspetasi Tinggi

Gelap. Cahaya yang sedang di perjuangkan belum bisa bersanding. Gagal. Berkali-kali hingga ratusan kali pun belum membuahkan hasil yang di i...